Sabtu, 24 November 2012

Wayang Kulit


1. SEJARAH
Wayang Kulit Jawa dikatakan berasal dari Wayang Kulit Purwa Jawa, Pulau Jawa, Indonesia. Patung-patungnya membawa watak dari cerita Mahabratha dan cerita- cerita Panji. 
Wayang kulit ini diperkenalkan ke negeri Kelantan pada 1834 oleh seorang tok dalang Melayu selepas mempelajari teknik-teknik Tok Dalang di Pulau Jawa. 
Watak wayang kulit ini ialah Sang Kula, Raden Galoh Cendera Kirana, Arjuna, Sang Dewa dan Raden Inu KartapatiWayang Purwo pula terdapat di bahagian Selatan Pantai Barat Semenanjung     terutamanya di Johor yang mengetengahkan episod dari kitab Mahabrata dan cerita Panji 

Pada asasnya kesemua bentuk atau jenis wayang kulit yang terdapat di Semenanjung Malaysia mempunyai pengaruh-pengaruh samada dari Jawa atau Patani (Selatan Thai)
Dalam perkembangannya semua pengaruh ini telah mengalami perubahan dan  penyesuaian mengikut penerimaan dan konteks masyarakat tempatan
Perkara ini berlaku adalah kerana wayang kulit pada dasarnya merupakan satu alat perhubungan masyarakat di samping satu rupa pengutaraan kesenian

2. PENGENALAN
Wayang ini dimainkan oleh penduduk keturunan Jawa. 

3. ISI CERITA
Cerita wayang ini berdasarkan cerita Pendawa Jawa yang disadur dari epik Mahabharata India. Ceritanya tidak memperlihatkan pengaruh cerita panji.

4. PATUNG-PATUNG
Patung-patung ini menyerupai patung wayang kulit Kelantan. 

Perbedaan yang nyata adalah dari segi bentuk mata patung:

  - Mata Jaitan untuk watak pahlawan
  - Mata pepelangan untuk watak jahat
  - Mata prebes untuk watak pertapa

5. ALAT MUSIK 
Alat Musik wayang purwa berbeda dengan wayang lain kerana terdiri dari :

- Gong besar (gong Agong)      
- Gong suwukan   
- Gambang
- Kempul
- Kenong
- Gender
- Slentem
- Demung
- Saron
- Peking (saron penerus)
- Ketok / kompang
- Rebab  
- Gendang

Jenis-jenis lagu yang dimainkan ialah seperti Lagu Bertabuh,Perang, Sri Rama, Kabar Manja, Buluh Seruas, Pandan Wangi dan banyak lagi. Wayang purwa diiringi oleh satu kumpulan gamelan.

6. BAHASA
Wayang Purwa disampaikan dalam dalam bahasa Jawa dan diselit dengan bahasa Melayu tempatan.

http://wayangkulitsmp2252.blogspot.com/2010/10/wayang-jawa-purwo.html

Gamelan


Gamelan adalah musik yang tercipta dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik yang lembut dan mencerminkan keselarasan hidup orang Jawa akan segera menyapa dan menenangkan jiwa begitu didengar.


Gamelan, Orkestra a la Jawa
Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.
Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.
Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/gamelan-show/